Selesai pendaftaran, jam 11.30 penjurian dimulai. Kelas yang dipertandingkan 6 kategori: Dewasa A, Dewasa B, Muda Jantan, Remaja Jantan, Anakan, dan Betina. Sekali penjurian, 3 ayam dinilai di atas 3 meja berbeda yang masing-masing ada 2 orang juri penilainya. Ayam dipersilahkan unjuk kebolehan selama 2 menit.
Karena waktunya terbatas, selama 2 menit itu setelah pemilik menempatkan ayamnya di atas meja juri, mereka langsung sibuk menyemangati ayamnya dengan cara tepuk tangan, teriak, membunyikan kaleng isi kerikil sampe membawa mainan anak yang berbunyi nyaring. "Ayo! Ayo! Angkat! Heeeeeeeeeei! Hop! Hop!" Hehehe, ramai seperti ada tawuran di jalanan.
Ayam yang terlatih dengan cepat bereaksi.
Mau liat ayam serama dewasa yang lagi aksi? Nih, ada ayam namanya Transformer asal Palembang. Keren kaaaan? Tapi........, kan ayamnya ada yang grogi atau cape jadi ada yang cuma bereaksi sedikit. Ayam yang ketakutan ada juga lo, baru ditaruh langsung loncat dari meja.
Kata jurinya, penilaian serama biasanya melihat kelincahan atau keaktifan ayam di atas meja penjurian. Kalo ayamnya bagus terus badannya bagus, dadanya gede tapi dia diem aja nilainya jadi rendah. Emang, kadang ada yang bagus tapi diem aja di pojokan meja. Jurinya kan dua, jadi yang satu cuma bisa liat pantat ayamnya doang :D hehehehe....
Tren serama emang sempet redup. Sama seperti unggas lainnya yang kena imbas flu burung. Tetapi sekarang udah mulai rame lagi nih. Namanya juga ayam eksklusif. Khusus untuk hobi, bukan potong :D jadi pasti dirawat abis supaya ga kena penyakit apalagi flu burung. Wah, untuk yang menang kontes serama Trubus 2011 kemarin, selamet yaaaaa....
kereeeennn gilaaaa
BalasHapus